Invasi Amerika: Dari Meksiko hingga Timur Tengah
Mereka bilang demi demokrasi. Tapi yang tertinggal justru pangkalan militer,
kontrak minyak, dan negara hancur.
Ini catatan kelam intervensi
militer Amerika Serikat dari abad ke-19 hingga kini. 🧵👇
Amerika hobi perang?
Bukan sekadar hobi.
Itu sudah jadi doktrin kebijakan luar negeri.
Di balik jargon “kemanusiaan” dan “demokrasi”—terselip ambisi ekonomi dan
dominasi global.
Simak daftarnya.
1846–1848 | Perang
Meksiko–Amerika
AS memprovokasi perang, lalu merebut separuh wilayah Meksiko: Texas,
California, Arizona, dst.
Alasan resmi: sengketa perbatasan.
Motif nyata: ekspansi imperialisme.
1898–1946 | Pendudukan Filipina
Menang dari Spanyol, Filipina malah dijajah AS.
Rakyat melawan, tapi dijawab dengan peluru.
Bicara demokrasi, bertindak kolonialisme.
1915–1934 | Haiti
Alasan resmi: menjaga stabilitas.
Tujuan nyata: melindungi investasi dan bisnis AS.
Seluruh negara dijadikan ‘kantor cabang’ kapitalisme.
1916–1924 | Republik Dominika
Diduduki, dikendalikan, dan dimiskinkan.
Agar jalur ekonomi Karibia tetap di bawah kendali Washington.
1941–1945 | Perang Dunia II
AS masuk setelah Pearl Harbor.
Tapi jangan lupa: ini juga peluang bisnis senjata & pengaruh global.
Setelah perang, AS naik pangkat jadi “polisi dunia”.
1945–1955 | Pendudukan Jerman
& Jepang
Rekonstruksi? Ya.
Tapi juga proyek membentuk aliansi ekonomi-politik pro-AS.
Soft-colonization versi modern.
1950–1953 | Perang Korea
“Perang lawan komunisme,” katanya.
Tapi kenapa sampai hari ini pasukan AS masih bercokol di Korea Selatan?
1965–1973 | Vietnam
Puluhan ribu korban jiwa, generasi trauma, dan kehancuran ekologi.
Hasil akhirnya? AS kalah perang.
Tapi Vietnam porak-poranda.
1983 | Invasi Grenada
Negara kecil, diserbu negara superpower.
Alasan: “selamatkan warga AS.”
Atau sekadar unjuk gigi militer?
1989 | Panama
Jenderal Noriega dulu kawan AS, ketika membangkang langsung digulingkan.
Panama diinvasi demi jaga Terusan tetap aman—untuk kepentingan siapa?
1990–1991 | Perang Teluk
Kuwait dijadikan dalih.
Minyak adalah motivasi.
Dan sejak saat itu, AS tidak pernah benar-benar pergi dari Teluk.
2001–2021 | Afghanistan
20 tahun perang.
Triliunan dolar dihamburkan.
Ribuan warga sipil jadi korban.
Hasil akhirnya? Taliban kembali berkuasa.
2003–2011 | Irak
Senjata pemusnah massal? Tidak pernah ditemukan.
Tapi Irak dihancurkan, Saddam digulingkan, dan ISIS tumbuh subur di
reruntuhannya.
2011 | Libya
Gaddafi digulingkan lewat intervensi NATO-AS.
Hasilnya: negara tanpa arah, perang saudara, dan bahkan pasar budak modern.
2014–sekarang | Suriah
AS main dua kaki.
Mendukung oposisi, sekaligus membiarkan sekutunya menyerang Kurdi.
Yang penting: minyak tetap dikuasai.
2015–sekarang | Yaman
AS tidak turun langsung, tapi jadi pemasok senjata dan logistik untuk Saudi.
Korban terbesar? Rakyat sipil, perempuan, dan anak-anak.
Pola berulang: “Datang sebagai
penyelamat, pulang bawa kontrak.”
AS selalu hadir dengan dalih mulia.
Tapi selalu pulang membawa akses minyak, kontrol politik, dan utang negara
target.
Kalau negara lain lakukan semua
ini, mungkin sudah disebut penjajah brutal.
Tapi karena ini Amerika, disebut “pembela demokrasi”.
Beginilah wajah imperialisme modern dengan standar ganda internasional.
Pertanyaannya:
Apakah AS benar-benar berperang demi nilai kemanusiaan?
Atau demi dompet dan dominasi global?
Silakan nilai sendiri. Dan mari
diskusi di kolom komentar.
Bagikan jika menurutmu thread ini penting. 🔁
Sumber : https://alwaie.net/
Posting Komentar untuk " Invasi Amerika: Dari Meksiko hingga Timur Tengah"
Posting Komentar