437 Triliun Raib: Bukan Bencana, Tapi Kejahatan yang Dilegalkan
🌍 | 437 Triliun Raib:
Bukan Bencana, Tapi Kejahatan yang Dilegalkan
Untuk kalian yang peduli
lingkungan, geram dengan sistem, dan tak ingin masa depan dijual murah — ini
untuk kalian.
👇
437 triliun rupiah hilang.
Bukan karena gempa bumi. Bukan karena tsunami.
Tapi karena kejahatan yang dilegalkan.
WALHI melaporkan 47 perusahaan besar diduga terlibat korupsi dan perusakan
lingkungan.
Ini bukan sekadar laporan—ini alarm keras.
Sistem kita sudah membusuk, dan bau busuknya menyengat sampai ke generasi kita.
Kejahatan lingkungan di negeri ini bukan insiden.
Ini adalah pola.
Pola yang dilindungi oleh regulasi, diamini oleh kekuasaan, dan dinormalisasi
oleh keheningan publik.
Negara hadir—tapi sebagai komentator, bukan penyelamat.
Oligarki industri sawit, tambang, dan kehutanan hidup nyaman.
Mereka bermain golf di atas reruntuhan harapan.
Sementara kita?
Diterjang longsor, menghirup debu tambang, dan diwarisi krisis iklim serta
tanah gersang.
Mereka panen cuan, kita panen bencana.
Undang-undang direvisi diam-diam.
Izin eksploitasi diteken siang bolong.
Tata ruang diganti demi pabrik, bukan demi rakyat.
Hukum? Tajam ke aktivis, tumpul ke korporat.
Inilah cara negara berkata: “Kami berpihak” — tapi jelas, bukan kepada kita.
Mereka bilang pertambangan membuka lapangan kerja.
Faktanya: membuka lubang kehancuran.
Nelayan kehilangan laut. Petani kehilangan tanah.
Yang kaya makin jadi raja.
Yang miskin kehilangan alasan untuk bertahan.
Ini bukan sekadar ulah oknum.
Ini adalah sistem—yang sejak awal memang dirancang untuk dijarah.
Kartel membeli aturan.
Pejabat menjual masa depan.
Dan kita?
Disuruh sabar. Disuruh hemat air. Disuruh tanam pohon.
Padahal hutan mereka yang habisi.
Yang mereka rampas bukan hanya hutan.
Tapi juga harapan.
Hak atas tanah. Hak atas air. Hak atas hidup yang layak.
Demokrasi berubah jadi dekorasi.
Yang penting: modal aman, elite senang.
Kalau sistem ini terus dibiarkan, kita akan kehilangan lebih dari sekadar pohon
dan sungai.
Kita kehilangan kepercayaan.
Bahwa negara bisa adil.
Bahwa masa depan bisa lebih baik.
Dan itu kerugian yang tak ternilai.
Masih bisa bilang, “Bukan urusan gue”?
Atau justru sudah saatnya kita berkata: cukup sudah!
Karena kalau terus seperti ini, siapa yang masih bisa bertahan di negeri yang
dijual—sedikit demi sedikit?
✊
Mari mulai dari kesadaran. Dari suara. Dari tekanan publik.
Tanyakan ini:
📢
Siapa yang diuntungkan dari kebijakan hari ini?
💰
Siapa yang menjarah?
🌱
Dan siapa yang tersisa untuk memperbaiki semuanya?
Menurutmu, langkah konkret apa
yang bisa kita lakukan sekarang?
Tulis di kolom komentar. Jangan biarkan percakapan ini berhenti.
#KorupsiLingkungan
#KrisisIklim
#SistemRusak
#BeraniBersuara
#JanganDiam
Jika kamu sepakat:
🔁
Retweet.
❤️
Like.
👥
Mention kawanmu yang harus tahu ini.
📌
Follow untuk lebih banyak analisis sosial-politik yang menggugah.
Sumber : https://alwaie.net/
Posting Komentar untuk " 437 Triliun Raib: Bukan Bencana, Tapi Kejahatan yang Dilegalkan"
Posting Komentar