Korupsi: Warisan Buruk yang Membunuh Masa Depan


Korupsi di negeri ini bukan sekadar pelanggaran hukum.

Ia telah menjelma menjadi tradisi.
Diterima, dibiasakan, bahkan diwariskan.

Dan yang paling menakutkan: kita mulai menganggapnya biasa.


Dari aparat desa hingga pejabat pusat.
Dari proyek ecek-ecek hingga bisnis triliunan rupiah.
Semua punya cerita. Semua punya dosa.

Ironisnya, hukum pun kadang hanya jadi tontonan—tanpa ketegasan.


Lalu, apa yang sebenarnya dicari oleh para koruptor?
Kekayaan? Kekuasaan? Gaya hidup mewah?

Padahal semuanya fana.
Tidak dibawa mati, tidak pula menyelamatkan di akhirat nanti.


Islam mengingatkan kita: dunia ini hanya ujian.
Nikmatnya sesaat, godaannya menipu.

Mau memiliki seluruh dunia pun, itu tetap tak sebanding dengan sebutir kenikmatan surga.


Rasulullah ï·º bersabda:
"Sejengkal tempat di surga lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya."

Lantas, pantaskah menukar akhirat demi kenikmatan dunia yang hanya sebentar?


Korupsi bukan cuma mencuri uang negara.
Ia merampas kepercayaan, membunuh keadilan, dan merusak masa depan.

Lebih dari itu—korupsi adalah memakan harta dengan cara batil.
Sesuatu yang Allah haramkan dalam Al-Qur’an.


Allah SWT berfirman:
"Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS al-Hadid: 20)

Jangan tertipu.
Yang abadi bukan di sini. Yang sejati bukan di dunia.


Seorang Muslim yang cerdas akan memilih yang kekal, bukan yang sementara.
Karena dunia hanya tempat singgah.
Akhirat adalah tujuan pulang.

Koruptor lupa.
Tapi kita jangan ikut-ikutan lupa.


Pilihan hidup ini sederhana:
Nikmat sebentar → siksa selamanya?
Atau sabar sebentar → bahagia selamanya?

Hidup cuma sekali.
Jangan sampai salah pilih alasan dan tujuan.


Menurutmu, kenapa korupsi masih merajalela padahal semua tahu itu dosa?
Apa langkah nyata agar budaya ini bisa benar-benar sirna?

Tulis opinimu di kolom komentar.
Siapa tahu, suara jujurmu adalah awal perubahan. 👇



Posting Komentar untuk "Korupsi: Warisan Buruk yang Membunuh Masa Depan"