Partai Politik Islam: Solusi atau Ilusi?
Partai Politik Islam: Solusi
atau Ilusi?
🕌💥
Realitas politik hari ini menyedihkan.
Yang tampak bukan lagi pengabdian, melainkan perebutan kekuasaan.
Intrik, konflik, dan ambisi pribadi jadi pemandangan biasa.
Di negeri mayoritas Muslim,
politik semestinya menjadi jalan kebaikan.
Tapi, bagaimana sebenarnya Islam memandang partai politik?
📌 Simak hingga akhir.
Banyak umat Islam kecewa terhadap partai politik.
Bukan karena apatis, tapi karena muak.
Partai yang mengusung nama
Islam, justru ikut melanggengkan kezaliman.
Nilai-nilai Islam dilupakan.
Misi dakwah ditinggalkan.
Yang diingat hanya kursi kekuasaan.
Dalam Islam, politik bukan ajang perebutan kekuasaan.
Politik adalah ri’ayah syu’unil ummah—mengurus urusan umat dengan
syariat.
Negara wajib menjalankan tugas
ini.
Umat wajib mengawasi dan menasihatinya.
Bukan diam. Bukan tunduk.
Karena itulah, Islam mendorong lahirnya partai politik.
Namun bukan partai sembarangan.
Partai politik dalam Islam
memiliki misi yang agung:
- Menyampaikan dakwah
- Amar makruf nahi mungkar
- Mengontrol penguasa agar tak zalim
Al-Qur’an menegaskan:
“Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan...”
(QS. Ali ‘Imran: 104)
Artinya, keberadaan partai
dakwah adalah perintah langsung dari Allah.
Bukan sekadar boleh, tetapi wajib.
Partai politik Islam bukan alat rebutan kekuasaan.
Kekuasaan hanyalah wasilah—bukan tujuan.
Tujuan utamanya:
✅ Menegakkan Islam secara
kaffah
✅ Mengawal umat dari kezaliman
✅ Mendidik masyarakat secara
ideologis
Asasnya pun harus murni Islam.
Bukan simbolik.
Bukan nasionalisme, sukuisme, atau pragmatisme.
Semua itu adalah bentuk ‘ashabiyyah,
dan itu diharamkan dalam Islam.
Lalu, apa bedanya partai Islam sejati dengan partai lainnya?
➡️ Partai Islam bukan hanya ikut pemilu.
➡️ Ia membina masyarakat secara
konsisten.
➡️ Menyadarkan umat dengan
dakwah.
➡️ Melawan sistem rusak dengan
pemikiran Islam.
➡️ Dan menyiapkan perubahan yang
hakiki.
Sejarah membuktikan:
Rasulullah ï·º memulai dakwah secara politik.
Tanpa kekerasan. Tanpa senjata.
Beliau membentuk kutlah
dakwah (kelompok ideologis),
mendidik dan membina mereka,
kemudian menggerakkannya di tengah masyarakat.
Tahapan berikutnya:
✅ Dakwah terang-terangan
✅ Menantang sistem jahiliyah
secara intelektual
✅ Menggalang dukungan dari
pemilik kekuatan
Hingga akhirnya, Islam tegak
sebagai kekuatan politik di Madinah.
Hari ini, umat Islam butuh partai seperti itu.
Yang berpikir jangka panjang, bukan lima tahunan.
Yang mengedepankan misi, bukan sekadar ambisi.
Yang berani bicara Islam sebagai solusi,
bukan sekadar jargon dan retorika kosong.
Kalau kamu kecewa dengan partai politik hari ini, itu wajar.
Tapi jangan sampai kecewa membuatmu anti-politik.
Justru Islam mewajibkan
keterlibatan umat dalam urusan politik.
Kini, pilihan ada di tangan
kita:
❓ Mau terus diam dan pasrah?
❓ Atau ikut dalam barisan
perubahan hakiki?
📣 Kamu ada di posisi mana?
Tulis di kolom komentar. 👇
Sumber : https://alwaie.net/
Posting Komentar untuk "Partai Politik Islam: Solusi atau Ilusi?"
Posting Komentar