Menyerahkan Hukum kepada Allah: Inti dari Tauhid Sejati

 


🕋 Menyerahkan Hukum kepada Allah: Inti dari Tauhid Sejati


Tauhid bukan sekadar ucapan di lisan.
Tauhid adalah keyakinan yang hidup dalam hati, dan tercermin dalam tindakan.

Jika seseorang mengaku beriman, tetapi enggan tunduk pada syariat Allah, maka hakikatnya ia belum merealisasikan tauhid dengan sempurna.

Lantas, siapa yang sebenarnya berhak menetapkan hukum dalam hidup kita?


Setiap pembahasan tentang hukum syariah selalu berangkat dari satu pertanyaan mendasar:
Siapa yang memiliki otoritas menetapkan hukum?

Dalam ushul fikih, otoritas ini disebut al-ḥākim — yakni pihak yang berwenang menentukan baik-buruknya suatu perbuatan atau benda.


Penilaian terhadap suatu tindakan atau benda bisa ditinjau dari tiga aspek:

  1. Realitasnya secara langsung
  2. Kesesuaiannya dengan fitrah manusia
  3. Konsekuensi akhir berupa pahala atau siksa

Menariknya, dua aspek pertama bisa dinilai oleh akal manusia.


Contohnya:
🔹 Akal menilai menolong itu baik.
🔹 Menyakiti orang lain itu buruk.
🔹 Ilmu itu mulia, sedangkan kezaliman itu tercela.

Semua ini selaras dengan fitrah manusia dan bisa dirasakan secara langsung.


Namun, akal tidak punya wewenang menilai aspek ketiga:
Apakah suatu perbuatan mendatangkan pahala atau dosa.

Kenapa?
Karena pahala dan siksa adalah perkara ghaib, dan akal manusia tidak mampu menembus wilayah tersebut.


Lebih dari itu, akal manusia:
– Sering kali condong pada hawa nafsu
– Dipengaruhi kepentingan, waktu, dan tempat
– Penilaiannya bisa berubah-ubah

Jika hukum diserahkan kepada akal semata, maka kebenaran akan ikut selera manusia.


Oleh karena itu, Islam menegaskan bahwa satu-satunya pihak yang berhak menetapkan hukum secara mutlak adalah Allah ﷻ.

Syariah-Nya adalah standar satu-satunya untuk menilai baik dan buruk.
Bukan akal.
Bukan budaya.
Bukan opini mayoritas.


Allah berfirman:

"Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah."
(QS. Al-An'am: 57)

Tauhid sejati adalah ketika seseorang tunduk sepenuhnya kepada hukum Allah, bukan kepada logika pribadi atau standar buatan manusia.


Maka, kalau kita benar-benar mentauhidkan Allah,
kita akan menjadikan syariah sebagai satu-satunya pedoman dalam hidup.

Bukan hanya dalam ibadah ritual, tapi juga dalam sistem hidup: hukum, ekonomi, pendidikan, hingga pemerintahan.


🧠 Pernahkah kamu merasa bingung menentukan mana yang benar dan salah?

🌱 Mungkin saatnya kembali bertanya:
“Siapa yang menetapkan hukum dalam hidupku—Allah atau manusia?”

#Tauhid #Syariah #IslamicReminder #TundukPadaAllah #KembaliPadaSyariat #BerpikirTajamBerimanTegas


Sumber : https://alwaie.net/






Posting Komentar untuk "Menyerahkan Hukum kepada Allah: Inti dari Tauhid Sejati"