EKSPLOITASI SDA DALAM ISLAM: IBADAH ATAU KESERAKAHAN?
EKSPLOITASI SDA DALAM ISLAM: IBADAH ATAU KESERAKAHAN?
Sering kali, ia adalah peringatan dari Allah atas cara manusia
memperlakukan alam.
Islam memandang bahwa eksploitasi sumber daya alam (SDA)
bukan untuk keserakahan, melainkan harus bernilai ibadah dan amanah.
Allah ﷻ berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ
فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِي
النَّاسِ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan
manusia.”
(QS. Ar-Rūm: 41)
Ayat ini menegaskan bahwa kerusakan lingkungan bukan
fenomena alam semata, melainkan akibat langsung dari kesalahan manusia
dalam mengelola bumi.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzāriyāt: 56)
Karena itu, pengelolaan SDA tidak boleh lepas dari niat
ibadah.
Eksploitasi alam yang berorientasi hawa nafsu bertentangan dengan tujuan
penciptaan manusia itu sendiri.
Allah ﷻ berfirman:
هُوَ الَّذِي
خَلَقَ لَكُمْ
مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا
“Dialah Allah yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untuk kalian.”
(QS. Al-Baqarah: 29)
Ayat ini menunjukkan bahwa SDA boleh dimanfaatkan.
Namun pemanfaatannya harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia,
seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan—bukan untuk
menumpuk kekayaan segelintir orang.
Allah ﷻ mengingatkan:
كُلُوا وَاشْرَبُوا
وَلَا تُسْرِفُوا
ۚ إِنَّهُ
لَا يُحِبُّ
الْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebihan.”
(QS. Al-A‘rāf: 31)
Eksploitasi SDA yang berlebihan, merusak, dan tidak
terkendali merupakan bentuk isrāf (berlebih-lebihan) yang jelas dilarang dalam Islam.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَا تُفْسِدُوا
فِي الْأَرْضِ
بَعْدَ إِصْلَاحِهَا
“Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.”
(QS. Al-A‘rāf: 56)
Ayat ini menegaskan bahwa menjaga kelestarian alam adalah kewajiban
syar‘i, bukan pilihan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا ضَرَرَ
وَلَا ضِرَارَ
“Tidak boleh menimbulkan bahaya dan tidak boleh membalas bahaya dengan bahaya.”
(HR. Ibnu Mājah)
Jika eksploitasi SDA justru:
❌ Menimbulkan bencana
❌ Membahayakan rakyat
❌ Merusak ekosistem
Maka praktik tersebut bertentangan dengan prinsip Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الإِمَامُ رَاعٍ
وَهُوَ مَسْؤُولٌ
عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Pemimpin adalah pengurus rakyat dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
rakyatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Pengelolaan SDA dalam Islam harus berorientasi pada
kemaslahatan umat, bukan keuntungan segelintir kelompok.
✨ PENUTUP (STRONG CLOSING)
Ketika aturan Allah diterapkan:
✔ Alam terjaga
✔ Rakyat sejahtera
✔ Keberkahan hadir
Namun ketika keserakahan menjadi panglima,
bencana adalah akibat yang tak terelakkan.
Mengapa prinsip pengelolaan SDA berbasis amanah dan ibadah ini tidak
dijadikan dasar utama kebijakan negara hari ini?
📌 Simpan agar tidak hilang
📢 Bagikan agar makin banyak yang sadar
➕ Ikuti @portalperadabanislam untuk konten dakwah kritis dan berbasis dalil
#RenunganIslam #KeadilanEkonomi #KemaslahatanUmat #KebijakanNegara
#KepemimpinanIslam #UmatSadar #NasihatIslam #RefleksiUmat #CatatanDakwah
#DakwahDigital #MediaUmat
Sumber : https://media-umat.com/

Posting Komentar untuk "EKSPLOITASI SDA DALAM ISLAM: IBADAH ATAU KESERAKAHAN?"