Perang yang Diatur Amerika: Iran, Israel, dan Penguasa Boneka

 


“Perang yang Diatur Amerika: Iran, Israel, dan Penguasa Boneka”

Serangan brutal Israel ke Iran pada 13 Juni 2025 bukanlah sekadar aksi sepihak.
Ini bagian dari skenario besar yang telah lama disusun oleh Amerika Serikat.

Mengapa demikian?
Mari kita bongkar peran AS, Iran, dan para penguasa negeri Muslim dalam konflik ini.


Israel sejak lama gelisah terhadap program nuklir Iran.
Mereka anggap itu ancaman serius bagi eksistensinya.

Karena itu, mereka terus mendesak Amerika untuk “mengurus” Iran.
Dan ternyata, bukan sekadar desakan.
Serangan Israel tempo hari—dirancang bersama AS.


Bagaimana bisa dipastikan?
Terdapat bukti kuat:
– Israel menggunakan senjata buatan AS
– Koordinasi langsung antara Trump dan Netanyahu
– Operasi disamarkan melalui narasi media

Tanpa restu AS, Israel tidak akan berani menyerang.


AS sebenarnya sedang berunding intens dengan Iran soal nuklir.
Namun, ketika Iran menolak menghentikan pengayaan uranium, sikap AS berubah tajam:

“Kalau tidak patuh, kami tekan dengan kekuatan militer.”

Serangan Israel menjadi alat negosiasi di meja perundingan.


Amerika menjalankan dua strategi sekaligus:
🔹 Mengaku ingin damai
🔹 Tapi juga memasok senjata untuk menyerang

Trump bahkan terang-terangan berkata:
"Beberapa pertempuran memang diperlukan sebelum ada kesepakatan."
Ini bukan pembelaan diri. Ini politik darah dan intimidasi.


Lalu bagaimana dengan Iran?
Meski terlihat menentang, Iran tetap bermain dalam orbit AS.

Mereka pernah bantu AS di Irak, Afghanistan, dan Suriah.
Sekarang pun, tetap duduk bersama AS di meja negosiasi—bahkan setelah diserang.


Lebih tragis lagi, Iran tidak langsung merespons.
Mereka menunggu hingga wilayahnya diserang, hingga ilmuwan mereka terbunuh… baru bergerak.

Padahal serangan itu bisa dicegah jika benar-benar membela kepentingan umat.


Dan bagaimana sikap para penguasa negeri Muslim lainnya?

Jet tempur Zionis melintas di atas wilayah mereka—mereka diam.
Umat disakiti—mereka hanya menunduk.

Karena bagi mereka, kursi kekuasaan lebih berharga daripada kehormatan umat.


Kini, Trump muncul sebagai “penyelamat” yang menawarkan solusi damai.
Padahal dialah yang menyalakan api konflik ini.

Solusinya?
Iran boleh lanjutkan program energi nuklir asal bersedia tunduk total.


Gambaran besarnya sangat jelas:
Amerika mengendalikan segalanya.
Iran, Israel, bahkan skenario "perdamaian"—semuanya diatur agar:

Menguntungkan Amerika
Aman bagi Zionis
Merugikan umat Islam


Jika umat Islam masih berharap pada para penguasa hari ini, itu hanya ilusi.
Mereka hanyalah pion.
Yang memegang kendali sebenarnya—bukan mereka.

Umat ini membutuhkan pemimpin sejati, yang berpijak pada visi Islam: Khilafah.


Khilafah yang mampu berkata “cukup” kepada Amerika.
Yang bisa menjaga kehormatan umat.
Yang tidak tunduk kepada selain syariat.

Inilah satu-satunya solusi hakiki untuk keluar dari dominasi penjajah kafir.


Cukuplah kita menjadi penonton tragedi demi tragedi.
Saatnya bangkit, bersatu, dan bergerak bersama barisan orang-orang yang tulus.

Pertanyaannya:
Apa yang paling membuat Anda sadar bahwa kita butuh perubahan besar?


Posting Komentar untuk "Perang yang Diatur Amerika: Iran, Israel, dan Penguasa Boneka"