Hakikat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW


Hakikat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

1️⃣
Maulid Nabi bukan sekadar event tahunan.
Bukan pula sekadar ramai-ramai bikin acara.
Tapi momen refleksi: sejauh mana kita sudah benar-benar hidup dengan ajaran beliau dalam keseharian? 🌙

2️⃣
Bagi masyarakat, maulid sering jadi ajang syukur dan ungkapan cinta. Ada yang mengadakan selametan, ada yang bikin acara di masjid, sekolah, atau kampung. Semua niatnya tulus: ingin dekat dengan Allah.

3️⃣
Tapi sayangnya… sering berhenti di simbol.
Rame acaranya, meriah acaranya—tapi esensinya terlupakan. Nabi hadir bukan sekadar untuk dikenang, melainkan membawa Islam sebagai rahmat dan pedoman hidup.

4️⃣
Lebih miris lagi, ada pejabat & elite politik yang ikut meramaikan.
Ucapkan selamat, bikin acara besar, tapi di sisi lain: justru dorong sekularisme, korupsi, bahkan kebijakan yang bertentangan dengan syariat. Itu pencitraan belaka 🎭

5️⃣
Bahkan negara yang meliburkan saat maulid pun kadang kontradiktif. Seolah hormat pada Nabi, padahal sistem yang dijalankan justru menyingkirkan syariat Islam.

6️⃣
Padahal hakikat maulid:
➡️ Islam bukan hanya ritual ibadah.
➡️ Islam adalah solusi lengkap—dari masalah sosial, ekonomi, hingga politik.

7️⃣
Cinta Nabi bukan sekadar slogan.
Cinta Nabi artinya: beriman, memperjuangkan, dan menerapkan Islam. Kalau hanya mengaku cinta tapi hukum Allah ditinggalkan, maka itu cinta yang semu.

8️⃣
Maka, peringatan maulid seharusnya bukan sekadar nostalgia kelahiran beliau. Tapi momentum untuk bangkit, menumbuhkan kesadaran: sudahkah kita sungguh-sungguh menghidupkan ajaran Rasulullah dalam seluruh aspek kehidupan? ✨


📌 Jadi pertanyaannya:
Apakah kita mau terus menjadikan maulid sebagai seremoni meriah… atau kita ubah jadi momen refleksi yang lebih mendalam?

🤔 Bagaimana menurutmu?

#MaulidNabi #MuhammadSAW #RefleksiUmat #IslamRahmatanLilAlamin


Sumber : https://media-umat.com/

Posting Komentar untuk "Hakikat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW "