Ekonomi Daulah Islam: Mandiri di Dalam, Tangguh di Luar


🌍 Ekonomi Daulah Islam: Mandiri di Dalam, Tangguh di Luar

1️⃣ Dunia hari ini tampak maju dan modern, namun sesungguhnya banyak negara hanya menjadi pasar abadi bagi negara-negara kuat.
Sistem ekonomi kapitalisme global ibarat jaring laba-laba — negara kecil semakin terjerat, sementara negara besar semakin berkuasa. 🕸️

2️⃣ Di balik jargon “pasar bebas” dan “globalisasi ekonomi”, tersembunyi dominasi korporasi internasional serta lembaga seperti IMF, World Bank, dan WTO yang mengatur arah ekonomi dunia.
Negara berkembang hanya menjadi pion, bukan pemain utama. ♟️

3️⃣ Akibatnya?
Sumber daya alam dijarah.
Kebijakan publik diarahkan demi kepentingan asing.
Dan kedaulatan ekonomi perlahan lenyap.
Krisis 1998 menjadi saksi: utang dan tekanan global bisa memporakporandakan ekonomi nasional hanya dalam sekejap. 💣

4️⃣ Islam menawarkan jalan alternatif.
Sistem ekonomi Khilafah tidak dibangun atas pertumbuhan semu, melainkan atas asas keadilan dan kemandirian.
Negara bertugas mengelola sumber daya alam untuk rakyat, bukan untuk korporasi atau oligarki.

5️⃣ Islam membagi kepemilikan menjadi tiga:
📍 Milik individu
📍 Milik umum
📍 Milik negara

Sumber daya vital seperti minyak, gas, hutan, dan laut termasuk milik umum.
Hasilnya wajib dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk subsidi, pelayanan publik, dan kesejahteraan sosial.

6️⃣ Dalam perdagangan internasional, Islam menjunjung prinsip keadilan dan resiprokalitas.
Jika suatu negara bersikap adil terhadap perdagangan dengan Khilafah, maka Khilafah pun akan membalas dengan perlakuan yang sama. ⚖️
Adil, tegas, dan bermartabat.

7️⃣ Khalifah Umar bin Khaththab pernah mencontohkannya.
Ketika pedagang Romawi bebas berdagang di wilayah Islam, sementara pedagang Muslim dikenai tarif di Romawi, beliau menerapkan tarif serupa bagi pedagang asing itu.
Inilah keadilan sejati — tidak tunduk, tapi berprinsip.

8️⃣ Negara Islam juga menolak intervensi lembaga global seperti IMF dan World Bank.
Tidak bergantung pada utang ribawi, dan tidak menjadikan dolar AS sebagai acuan.
Sistem moneter Islam berbasis dinar dan dirham memiliki nilai riil, stabil, dan adil. 💰

9️⃣ Dengan sistem ini, Khilafah akan membangun blok ekonomi Islam yang kuat dan mandiri.
Tanpa batasan dagang antarwilayah, kerja sama riset, pertanian, teknologi, dan industri strategis akan berkembang pesat.
Kemandirian menjadi kekuatan.

🔟 Kapitalisme telah menampakkan rapuhnya fondasi.
Dunia membutuhkan sistem ekonomi baru — lebih adil, bermoral, dan manusiawi.
Islam memiliki semua fondasi itu.
Tinggal satu pertanyaan besar:
➡️ Apakah umat Islam siap bangkit dan memimpin dunia dengan sistem ekonomi yang berdaulat? 🌐


🕌 #EkonomiIslam #Khilafah #MandiriTangguh #AntiKapitalisme #EkonomiSyariah #IslamicEconomy


Sumber : https://alwaie.net/

Posting Komentar untuk "Ekonomi Daulah Islam: Mandiri di Dalam, Tangguh di Luar"