Simbol yang Tak Pernah Padam
✨ Simbol yang Tak Pernah Padam ✨
1️⃣“Mengapa Hizbut Tahrir (HTI) selalu membawa bendera al-Liwa
dan ar-Rayah?” 🤔
Jawaban singkat: karena hampir tidak ada pihak lain yang konsisten
melakukannya.
Tapi kalau ditelusuri sejarahnya, kedua panji ini bukan
sekadar kain hitam-putih. Ia punya kedudukan penting sejak masa Rasulullah ﷺ.
2️⃣📌 Al-Liwa = Putih
📌 Ar-Rayah = Hitam
Keduanya disebut dalam hadis-hadis sahih.
🔹 Al-Liwa dipegang pemimpin tertinggi pasukan (Khalifah).
🔹 Ar-Rayah digunakan komandan detasemen pasukan.
Artinya, keduanya adalah simbol otoritas dan jihad,
bukan sekadar bendera untuk hiasan.
3️⃣Sejarah mencatat, bendera ini dijaga bahkan dengan nyawa.
➡️ Dalam Perang Mu’tah (629 M), Zaid bin Haritsah gugur.
Panji kemudian dipegang Ja’far bin Abi Thalib. Tangan kanannya tertebas, lalu
tangan kirinya, hingga akhirnya ia memeluk ar-Rayah dengan tubuhnya
sampai syahid.
📖 Simbol ini diperlakukan penuh kehormatan.
4️⃣Kenapa simbol begitu penting? Karena simbol adalah identitas,
pemersatu, dan pengingat visi.
Al-Liwa dan ar-Rayah memuat makna besar:
- Inti risalah Islam: Lâ ilâha
illallâh Muhammad rasûlullâh.
- Pemersatu umat.
- Penunjuk arah perjuangan dakwah.
- Identitas umat Islam.
5️⃣Jadi, bendera ini bukan hanya atribut demonstrasi.
Ia adalah representasi sejarah, akidah, dan identitas umat Islam.
🔥 Pertanyaan buat kita hari ini:
Jika simbol tauhid ini kembali dibawa ke tengah umat,
➡️ apakah ia akan menjadi pemersatu atau justru dianggap pemecah
belah? 👀
👉 Bagaimana menurutmu?
Tulis pendapatmu di kolom komentar! ⬇️
#Islam #SejarahIslam #SimbolTauhid #alLiwa #arRayah

Posting Komentar untuk "Simbol yang Tak Pernah Padam"
Posting Komentar