Keagungan Peradaban Islam di Bawah Khilafah

Khilafah telah menjadi tempat lahirnya peradaban agung: - Dalam kitab Nidzamul Islam, ditegaskan bahwa peradaban Islam lahir dari penerapan Islam secara menyeluruh dalam negara, bukan hanya pada aspek spiritual, tapi juga politik, sosial, dan ekonomi. - Ilmuwan Muslim seperti al-Khawarizmi (matematika), Ibnu Sina (kedokteran), al-Battani (astronomi) menjadi pelopor keilmuan yang menjadi fondasi Renaissance di Barat. - Khilafah menjamin hak dan keamanan non-Muslim melalui sistem dzimmah, sesuai dengan prinsip keadilan Islam.

Landasan Konsep Peradaban Islam

Kitab Nidzamul Islam menegaskan bahwa peradaban Islam (al-hadharah al-Islamiyyah) bukan sekadar kemajuan teknis atau material, tetapi sistem hidup yang dibangun di atas akidah Islam dan menerapkan syariat secara menyeluruh.

Dalam Islam, peradaban lahir dari:

·        Pandangan hidup Islam (narah li al-ayāh) yang mendasar.

·        Struktur negara yang tegak atas akidah Islam dan menerapkan seluruh hukum Allah.

·        Pembinaan umat dalam tsaqāfah Islam dan sains dengan pendekatan yang ilahiy.

“Dan demikianlah Kami jadikan kalian umat pertengahan (umat terbaik), agar kalian menjadi saksi atas manusia…”
(QS. Al-Baqarah: 143)

Ayat ini mengisyaratkan peran global umat Islam dalam membimbing umat manusia. Peran ini hanya bisa dijalankan oleh negara yang mewakili umat, yaitu Khilafah.

Kemajuan Ilmu Pengetahuan di Era Khilafah

Kitab Nidzamul Islam dan Usus at-Ta’lim menyatakan bahwa Khilafah menjadikan ilmu sebagai bagian dari proyek peradaban, bukan semata alat industri. Kurikulum pendidikan didesain:

·        Menanamkan tsaqafah Islam (syariat, fiqh, bahasa Arab).

·        Menguasai ‘ulum (matematika, kedokteran, fisika, dsb) sebagai alat untuk kemaslahatan umat.

Ilmuwan Muslim menjadi pelopor karena dua alasan:

1.       Islam memuliakan ilmu (lihat QS. Al-Mujadilah: 11, QS. Az-Zumar: 9).

2.       Negara Khilafah memberikan dana, fasilitas, dan atmosfer untuk ijtihad dan penemuan.

🔬 Al-Khawarizmi: Penemu aljabar dan angka desimal.
🩺 Ibnu Sina: Penyusun Canon of Medicine, dipakai di Eropa selama 600 tahun.
🔭 Al-Battani: Mengembangkan perhitungan astronomi yang mempengaruhi Copernicus.

Semua ini lahir bukan dari sekularisme, tapi dari dukungan sistem Islam yang kaffah.

Sistem Dzimmah: Jaminan Hak bagi Non-Muslim

Dalam Syakhshiyah Islamiyyah Jilid 2, dijelaskan bahwa:

·        Orang kafir dzimmi memiliki hak keamanan, keadilan, dan perlindungan selama mereka tunduk pada hukum umum dan membayar jizyah.

·        Mereka diperlakukan sebagai warga negara dan tidak dipaksa masuk Islam.

·        Khalifah wajib menjaga darah, kehormatan, dan harta mereka sebagaimana Muslim.

Hal ini terbukti dalam sejarah:

·        Umat Nasrani di Syam menyambut pasukan Khalifah Umar karena keadilan yang mereka dapatkan.

·        Yahudi di Spanyol lebih memilih Khilafah Islam dibanding Kristen Katolik karena mereka dihormati di bawah Islam.

Perbandingan dengan Peradaban Sekular

Peradaban Barat hari ini:

·        Berdiri di atas kapitalisme dan eksploitasi.

·        Melahirkan kerusakan lingkungan, kolonialisme, dan imperialisme.

·        Menyebabkan krisis nilai dan keluarga.

Sedangkan Khilafah:

·        Menyebarkan ilmu, keadilan, dan rahmat (QS. Al-Anbiya: 107).

·        Mewujudkan peradaban yang tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga luhur secara spiritual dan etis.

Kesimpulan

Peradaban Islam di bawah Khilafah adalah contoh historis konkret bahwa ketika syariat diterapkan secara kaffah, lahirlah kemajuan spiritual dan material yang seimbang.

Tanpa Khilafah, Islam akan terus tereduksi hanya sebagai ibadah pribadi, dan umat akan kehilangan ruh peradaban global.

#Khilafah #PeradabanIslam #IslamicCivilization #KebangkitanUmat


Posting Komentar untuk "Keagungan Peradaban Islam di Bawah Khilafah"