Kondisi Umat Saat Ini: Terpuruk Tanpa Khilafah
Sejak keruntuhan
Khilafah: - Dalam Nida’ Har, digambarkan umat Islam
telah tercerabut dari akarnya. Budaya barat merasuk dan syariat tidak lagi
menjadi landasan. - Sistem sekularisme menguasai
negeri-negeri Islam, menjadikan hukum Allah tergantikan oleh hukum buatan
manusia. - Politik Islam tidak dikenal, dan umat terombang-ambing antara
nasionalisme dan demokrasi barat.
✅ 1. Umat Islam Tercerabut dari Akarnya
Kitab
Nidā’ Ḥār ilā
al-Muslimīn menggambarkan kondisi
umat pasca-runtuhnya Khilafah dengan sangat tajam:
"Kalian
telah sampai ke titik nadir dalam kemerosotan spiritual, kehinaan pemikiran,
dan keterbelakangan materi..."
Hizbut
Tahrir menyatakan bahwa hilangnya Khilafah menyebabkan:
·
Terputusnya
keterikatan umat dengan hukum syariah.
·
Islam hanya
dilihat sebagai ritual spiritual, bukan sebagai sistem hidup.
·
Ikatan
ukhuwah digantikan oleh
nasionalisme, patriotisme, dan sekularisme.
“Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit…”
(QS. Thaha: 124)
✅ 2. Sekularisme Mengganti Syariat Islam
Setelah
Khilafah diruntuhkan pada 1924 oleh Mustafa Kemal Ataturk dan sekutunya,
negara-negara Islam mengadopsi sistem-sistem kufur Barat:
·
Konstitusi
buatan manusia menggantikan hukum Allah.
·
Sistem
pendidikan, ekonomi, pergaulan, dan pemerintahan tidak lagi merujuk pada
syariah.
·
Dalam Afkar
Siyasiyah, dijelaskan bahwa demokrasi dan sekularisme adalah sistem kufur,
karena menjadikan manusia sebagai pembuat hukum.
Dalilnya:
“Barangsiapa
tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah
orang-orang kafir.”
(QS. Al-Ma'idah: 44)
✅ 3. Kehancuran Politik Umat dan Pengasingan Islam
Hizbut
Tahrir dalam Nadhorot Siyasiyyah menggambarkan bahwa kekuatan Barat —
Inggris, Amerika, Prancis, dan Rusia — telah merancang peta baru dunia Islam
melalui:
·
Penjajahan
militer dan politik.
·
Pemecahan
umat Islam menjadi lebih dari 50 negara bangsa.
·
Penanaman
loyalitas lokal dan rasial menggantikan loyalitas kepada umat (ukhuwwah
Islamiyyah).
“Sesungguhnya
orang-orang mukmin itu bersaudara...”
(QS. Al-Hujurat: 10)
Namun, realitas hari ini menunjukkan pengingkaran sistematis terhadap ayat
ini dalam praktik politik negara-negara Muslim.
✅ 4. Umat dalam Ketertindasan dan Ketergantungan
Dalam
kitab Qadhaya Siyasiyyah, dijelaskan bahwa:
·
Negara-negara
Muslim tunduk pada lembaga internasional (IMF, PBB, WHO) yang merancang
kebijakan global berdasarkan standar kapitalis.
·
Umat Islam
tidak memiliki kedaulatan ekonomi dan militer.
·
Kekayaan
alam dieksploitasi oleh korporasi asing, sementara rakyatnya hidup dalam kemiskinan struktural.
✅ 5. Tanda Krisis: Banyaknya Umat, Tapi Tak Berdaya
“Kalian
seperti buih di lautan…” (HR. Abu
Dawud)
Hadits ini menggambarkan kuantitas umat yang besar namun tidak memiliki
pengaruh — tepat seperti kondisi umat hari ini tanpa Khilafah.
Kitab
Mafahim Hizb at-Tahrir menegaskan:
·
Umat Islam
tidak akan mampu bangkit tanpa institusi politik (Khilafah) yang
menerapkan syariat secara kaffah.
✅ Kesimpulan: Tanpa Khilafah, Umat Tidak Akan Pulih
Ketiadaan
Khilafah:
·
Menghancurkan
tatanan hukum Islam.
·
Mencabut
identitas politik umat.
·
Membuat umat
lemah dan terombang-ambing dalam sistem kufur.
Sebagaimana
disebut dalam Syakhshiyyah Islamiyyah, tidak ada hukum yang bisa
ditegakkan secara menyeluruh tanpa adanya negara yang menegakkannya.
Maka
wujudnya Khilafah adalah syarat utama kebangkitan umat, bukan sekadar
nostalgia sejarah.
Posting Komentar untuk "Kondisi Umat Saat Ini: Terpuruk Tanpa Khilafah"
Posting Komentar