Langkah dan Tahapan Menegakkan Khilafah
📘 Dasar: Meneladani Metode Dakwah Rasulullah ﷺ
Dalam At-Takattul al-Hizbi bahwa metode
Rasulullah ï·º dalam
mendirikan negara Islam di Madinah adalah satu-satunya metode syar’i, karena berasal dari wahyu dan tidak tunduk pada
perubahan zaman atau strategi politik konvensional.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu…”
(QS. Al-Ahzab: 21)
✅ 1. Tatsqif (Pembinaan Fikriyyah dan Siyasiyyah)
📖 Dalam kitab Mafahim , tahap
pertama ini adalah:
- Membina
kader-kader Islam yang memiliki kepribadian Islamiyah (syakhshiyyah
Islamiyyah).
- Mereka dididik
dengan tsaqafah Islam agar siap menjadi da’i yang mampu melawan
pemikiran kufur dan membimbing umat menuju kebangkitan Islam.
🟢 Targetnya:
- Individu yang
memiliki pemahaman Islam mendalam.
- Sadar politik
(siyasah) berdasarkan ideologi Islam.
- Siap bergabung
dalam perjuangan sistemik, bukan personal.
📌 Hujjah:
- Rasulullah ï·º membina para sahabat secara sembunyi di
rumah Al-Arqam.
- QS. Muhammad: 7
– "Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong
kalian..."
→ “Menolong” agama Allah di sini termasuk menuntut ilmu dan membina diri dalam dakwah.
✅ 2. Tafa’ul Ma’a al-Ummah (Interaksi dengan Umat)
📖 Dalam kitab Mafahim disebutkan
bahwa:
- Tahap ini
bertujuan membentuk ra’yu ‘aam (opini umum) berdasarkan Islam.
- Dilakukan dengan
aktivitas publik: khutbah, selebaran, diskusi, konten media, dan kritik
sistem sekular demokratis.
🟢 Tujuan:
- Mengubah cara
pandang umat dari loyal pada sistem buatan manusia menjadi loyal pada
hukum Allah.
- Menumbuhkan
kesadaran politik dan ideologis dalam masyarakat.
📌 Hujjah:
- Rasulullah ï·º berdakwah terbuka di Pasar Ukaz, di hadapan
para kabilah Arab.
- QS. Al-Ma’idah:
2 – "Tolong-menolonglah kalian dalam kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan..."
✅ 3. Istilam al-Hukm (Pengambilalihan Kekuasaan
secara Sah)
📖 Dalam At-Takattul al-Hizbi, dijelaskan
bahwa:
- Tahap ketiga ini
adalah puncak dakwah, yaitu mengambil kekuasaan dengan thalab
an-nushrah (meminta pertolongan dari ahlul quwwah).
- Metode ini bukan
kudeta, bukan pemilu demokratis, dan bukan kekerasan
bersenjata.
- Rasulullah ï·º melakukannya dengan Bani Tsaqif, Ghathafan,
dan akhirnya Aus-Khazraj yang membai’at beliau dalam Bai’at Aqabah II.
🟢 Prinsipnya:
- Kekuasaan bukan
tujuan, tetapi sarana menegakkan syariah secara kaffah.
- Harus dilakukan
dengan cara syar’i, bukan pragmatis.
📌 Hujjah:
- QS. Al-Anfal: 62
– "Cukuplah Allah menjadi penolongmu dan bagi orang-orang mukmin
yang mengikutimu."
- QS. An-Nisa: 59
– "Taatilah Allah, Rasul, dan ulil amri di antara kalian..."
→ Ulil amri harus diangkat melalui proses yang syar’i, bukan buatan manusia.
🔑 Kesimpulan: Jalan Satu-satunya yang Sah
Metode ini bersifat:
- Taufiqiyah (bersumber dari wahyu).
- Tetap relevan
untuk setiap zaman.
- Menjaga
kemurnian dakwah dan hasil kekuasaan, agar Khilafah benar-benar sesuai minhaj an-nubuwwah.
Tidak menempuh:
- Parlemen
demokratis, karena tunduk
pada sistem kufur.
- Pemberontakan
bersenjata, karena menyalahi
metode Rasulullah ï·º.
- Kolaborasi
politik pragmatis, karena
mencemari dakwah dengan kepentingan duniawi.
Posting Komentar untuk " Langkah dan Tahapan Menegakkan Khilafah"
Posting Komentar