PENGELOLAAN TAMBANG SESUAI SYARIAH — SAATNYA INDONESIA KEMBALI ADIL KEPADA ALAM



Pernahkah Anda bertanya:
Mengapa wilayah yang kaya tambang justru sering miskin dan tertinggal?
Masalahnya bukan semata persoalan teknis. Ada cara pandang yang keliru: sumber daya digali tanpa mempertimbangkan keberlanjutan dan hak masyarakat.

Dalam Islam, alam adalah amanah.
Manusia diperintahkan untuk memakmurkan bumi—bukan merusaknya.
Setiap aktivitas pertambangan harus berjalan dengan prinsip tanggung jawab, keberlanjutan, dan menjaga keselamatan seluruh makhluk.

Air, udara, dan tanah bukan sekadar komoditas.
Rasulullah
bahkan melarang keras mencemari fasilitas umum.
Maka bagaimana mungkin limbah tambang yang membahayakan jutaan orang dianggap wajar?

Syariah bukan hanya bicara ibadah; ia bicara pelestarian bumi. 🌱
Menanam pohon adalah sedekah.
Merusak ekosistem adalah dosa yang menghilangkan keberkahan.

Dalam pandangan Islam, tambang dengan deposit besar termasuk milik umum.
Artinya: negara wajib mengelolanya untuk kemaslahatan rakyat,
bukan menyerahkannya kepada pihak tertentu demi keuntungan segelintir orang.

Dan jika terjadi kelalaian atau penyimpangan?
Sistem Islam menyediakan mekanisme pengawasan seperti qadhi hisbah dan qadhi mazhâlim untuk menghentikan kezhaliman, menegakkan keadilan, dan memastikan amanah tidak disalahgunakan.

Ringkasnya:
Pengelolaan tambang berbasis syariah menggabungkan manfaat ekonomi, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan dalam satu kesatuan yang utuh.

Menurut Anda, prinsip mana yang paling mendesak diterapkan di Indonesia hari ini?
Tulis pendapat Anda di komentar — mari kita buka ruang diskusi untuk masa depan bumi kita.


@portalperadabanislam

#IslamKaffah #PengelolaanTambang #EkonomiSyariah #RahmatanLilAlamin #TambangSyariah #SyariahMenyeluruh #DakwahIlmiah #CintaLingkungan



Posting Komentar untuk " PENGELOLAAN TAMBANG SESUAI SYARIAH — SAATNYA INDONESIA KEMBALI ADIL KEPADA ALAM"